Theopemptos & Theon


St. Theopemptos &St.  Theon


Janasuci Theopemptos and Janasuci Theon

Pada tahun 290 pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus (Gaius Aurelius Valerius Diocletianus Augustus, Tahun 244–311) yang memerintah antara tahun 284-305, atas bujukan dari para tokoh agama pagan sang Kaisar mengadakan pembersihanan kerajaan dari orang-orang Kristen. Inilah awal penganiayaan kejam yang menimpa Gereja pada masa itu. Gereja dan jemaatnya mendapat tekanan & perlakuan yang tidak adil, bahkan semena-mena guna memunahkannya dan menggantikan dengan kepercayaan pagan yang dianut sang Kaisar.

Penganiayaan yang paling dahsyat terjadi pada tanggal 23 Januari 303 di kota Nikomedia, dimana sang Kaisar menandatangani surat perintah penghancuran Gereja di Nikomedia, serta membakar dan memusnahkan semua barang-barang ataupun aksesorisnya termasuk juga kitab-kitab Gereja. Dalam peristiwa ini semua biarawan beserta Uskupnya yaitu Uskup Theopemptos ditangkap dan dipenjara. Satu per satu mereka harus tewas mengenaskan karena kejamnya penganiayaan yang mereka terima.

Di dalam penjara sang Uskup dipaksa untuk meninggalkan Imannya terhadap Kristus dan menyembah patung Dewa Apollo, sang dewa idola yang disembah Kaisar Diokletianus. Sang Uskup menolaknya dan memilih mempertahankan Imannya dengan resiko apapun. Hal tersebut membangkitkan amarah sang Kaisar dan memerintahkan memasukkanya ke dalam tungku pembakaran yang menyala merah karena panasnya. Pada malam hari sang Kaisar mendatangi tungku tersebut bersama dengan beberapa pengawalnya, mereka terkejut karena mendapati sang Uskup masih hidup sambil sujud berdoa kepada Allah. Kemudian sang Kaisar membiarkan sang Uskup dalam penjara tanpa makan dan minum selama 22 hari.

Kaisar Diokletianus menyangka bahwa sang Uskup bisa selamat dari tungku pembakaran dan mampu bertahan tidak makan dan minum selama 22 hari oleh karena memiliki kekuatan sihir. Maka sang Kaisar memanggil seorang ahli sihir yang bernama Theon untuk mengalahkan kekuatan sang Uskup. Suatu ketika Theon menaruh racun mematikan kedalam makanan Uskup Theopemptos, akan tetapi racun tersebut tidak memiliki dampak apapun, maka dicobanya sekali lagi dengan dosis yang lebih besar dan tidak terjadi apapun. Theon pun akhirnya percaya Kristus dan sang Uskup membabtisnya dan memberi nama Synesios yang artinya pemenuhan pemahaman.

Sang Kaisar makin geram karena usahanya mengirim Theon menaklukkan sang Uskup tidak membuahkan hasil. Suatu pagi penjaga menyeret sang Uskup dari penjara dan menghadapkannya kehadapan Kaisar. Sang Kaisar memaksanya untuk mengakui Dewa Apollo dan menyembah patungnya, untuk kesekian kalinya sang Uskup menolak. Maka sang Kaisar menyiksanya seharian, karena merasa tidak membuahkan hasil pula, maka kepala sang Uskup dipenggal. Uskup  Theopemptos menjadi martir dengan tetap mempertahankan Iman beliau kepada Kristus. Sedang Theon yang telah menjadi pengikut Kristus dimintai sang Kaisar untuk mempersembahkan korban dihadapan patung Dewa Apollo, akan tetapi ditolaknya. Hal tersebut menambah murka sang Kaisar, dan akhirnya Theon dikubur hidup-hidup dalam sebuah parit yang dalam. Theon adalah seorang mantan tukang tenung yang bertobat dan akhirnya menjadi pengikut Kristus dibawah bimbingan Uskup Theopemptos dalam penjara, yang akhirnya juga menjadi martir menyusul gurunya.


Diperingati setiap tanggal 5 Januari 




Previous
Next Post