St. Parthenius Uskup Lampsakus |
Janasuci
Parthenius
Uskup
Lampsakus Asia Kecil
Bapak Parthenius berasal dari kota Melitoupolis di wilayah Anatolia
atau Asia Kecil. Beliau lahir dari keluarga yang sangat sederhana sehingga
semenjak kecil tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Ayahnya adalah
seorang Diakon bernama Christopher. Meskipun tidak mendapat pendidikan formal
namun Beliau memiliki semangat untuk belajar meskipun hanya dengan belajar
naskah-naskah dan literatur Gereja.
Secara turun temurun keluarga beliau hidup dari mata pencaharian
sebagai nelayan. Dari penghasilannya sebagai nelayan yang tidak seberapa
tersebut, Bapak Parthenius bahkan masih sempat memberi sebagian hartanya kepada
para orang miskin dan kekurangan di kota tersebut. Karena hati yang begitu
mulia inilah Tuhan sangat mengasihi Beliau. Sejak usia 18 tahun beliau memiliki
karunia menyembuhkan segala penyakit, serta mengusir setan dan roh jahat, dan
mujizat-mujizat lainnya, semuanya dilakukannya dalam nama Kristus Yesus.
Ketulusan hati Beliau serta tanda-tanda ajaib yang menyertainya
membuat Uskup Philetus bersedia mendidiknya, lalu menjadikannya seorang
Presbyter di kota tersebut. Nama Beliau pun menjadi makin tersiar di seluruh
Asia Kecil, banyak orang yang disembuhkan dari penyakitnya dan menerima
Kristus. Pada tahun 325 pada masa pemerintahan Konstantinus Agung ( Flavius
Valerius Aurelius Constantinus Augustus, memerintah tahun 306-337 ), Uskup
Agung Sisikus yang bernama Akilis mentahbiskan Bapak Parthenius sebagai Uskup
untuk menggembalakan kota Lampsakus
Makin tersiar pula ke seluruh penjuru Anatolia atau Asia kecil
tersebut segala perbuatan ajaib dan mujizat yang dilakukan sang Uskup Lampsakus
tersebut. Banyak orang yang meminta doa agar disembuhkan baik dari penyakit
ataupun kerasukan roh jahat, baik dari kalangan Kristen maupun penganut pagan.
Sang Uskup melakukannya dengan rela dan suka hati dan tidak memungut biaya
sepeser pun. Banyak orang yang berbondong-bondong meninggalkan kepercayaan
pagan yang dianut sejak nenek moyang mereka dan menjadi percaya akan Kristus.
Maka kuil-kuil penyembahan dewa pagan sepi karena ditinggalkan
penganutnya, karena orang-orang telah menjadi pengikut Kristus. Uskup
Parthenius pun menemui Kaisar Konstantinus untuk meminta ijin merobohkan
kuil-kuil pagan yang telah sepi tersebut, untuk kemudian dibangun Gereja di
tempat-tempat tersebut, oleh karena Gereja yang ada saat itu sudah tidak bisa
lagi menampung jemaat yang makin lama makin banyak. Maka Sang Kaisar pun
mengeluarkan sebuah dekrit yang mendukung Uskup Parthenius meruntuhkan
kuil-kuil pagan dan membangun Gereja.
Tradisi Gereja menceritakan suatu hari Sang Uskup melihat di salah
satu kuil pagan yang diruntuhkannya ada sebuah lempengan marmer yang Beliau
rasa cocok untuk dijadikan meja altar di Gerejanya. Maka disuruhnyalah orang
untuk mengangkutnya. Melihat hal itu marahlah si roh jahat penguasa kuil
tersebut, ketika orang suruhan itu mengangkatnya dan mengangkutnya ke sebuah
kereta kuda, maka roh jahat tersebut membalikkan kereta kudanya. Orang suruhan
itu pun mati tertimpa batu marmer dan kereta kudanya, namun Bapak Parthenius
mendoakannya dan bangkitlah orang itu hidup kembali.
Dalam kisah Tradisi Gereja pula dikisahkan, pada suatu saat ketika
ada seorang yang kerasukan roh jahat sejak kecilnya, Bapak Parthenius pun
tergerak hatinya untuk menolongnya. Beliau pun mengunjungi rumahnya dan bertemu
dengannya. Maka roh jahat itupun bereaksi keras, namun akhirnya memohon untuk
tidak mengusirnya dari tubuh orang itu. Akan tetapi Bapak Parthenius
menjanjikan seseorang untuk dirasuki sebagai ganti orang tersebut. Setan itupun
bertanya : "siapakah gerangan? Tubuh siapakah yang hendak ditawarkan untuk
dirasuki sebagai ganti orang tersebut?". Maka Beliau menjawab : "ini
aku, rasukilah aku jika kau mau". Maka setan tersebut berkata :
"masuk dalam tubuhmu adalah siksaan bagiku, bagaimana aku berani memasuki
Bait Allah...?!?" dan seketika itu pula meninggalkan orang itu. Sembuhlah
orang tersebut dari kerasukan setan sejak masa kecilnya.
Semasa hidupnya Bapak Parthenius begitu banyak menyembuhkan
orang-orang baik orang sakit fisik ataupun kerasukan setan. Beliau adalah
seorang Pelayan Tuhan yang dikaruniai Kuasa Kesembuhan Ilahi. Di bawah
penggembalaan Beliau seluruh Lampsakus bertobat dan meninggalkan kepercayaan
pagan untuk menjadi pengikut Kristus, bahkan juga terjadi hampir di seluruh
Asia Kecil. Beliau tidak pernah menolak orang yang meminta bantuan untuk
didoakan dan dilayani. Beliau sempat mendirikan sebuah Gereja Kathedral yang sangat
indah di kota tersebut. Beliau meninggal dunia dalam damai dan dikuburkan di
sebuah kapel di Gereja yang dibangunnya tersebut.
Diperingati setiap tanggal 7 Februari Kalender Julian